-->

Sifat Dua Puluh Serta Penjabaran Lengkap halaman dua

(4). Mukhalafatuhu ta'ala lilhawadits (Allah swt. Berbeda dari makhluk atau apapun)

Maksud sifat ini adalah bahwa tidak ada yang menyerupai Allah swt. dari alam ini, baik pada zat Allah maupun sifat-Nya. Allah juga tidak menyerupai makhluk-Nya.

Di dalam Al-Qur'an di jelaskan:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ ۖ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Artinya: ''Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (QS.Asy-syura : 11)

halaman dua

وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ

Artinya: ''Dan tidak ada sesuatu apapun yang setara dengan Dia''. (QS.Al-IKhlas : 4)

Ulama-ulama Tauhid sering mengungkapkan;

١َلله تَعَالىَ مُنَزَّ هٌ عَنْ كُلِّ نَقْصٍ وَمَا خَطَرَ بِا لْبَالِ

Artinya: ''Allah ta'ala Maha suci dari segala sifat kekurangan dan apa-apa yang terlintas dalam pikiran (hati)''. 
.

(5). Qiyamuhu ta'ala binafsihi (Allah swt. Berdiri sendiri).

Maksud dari Allah swt. berdiri sendiri adalah bahwa Allah tidak berhajat / membutuhkan kepeda tempat sebagai tempat kepada-Nya, atau yang menjadikan-Nya sehingga Dia dijadikan, akan tetapi Allah Maha kaya dari makhluk-Nya. Segala sesuatu berhajat kepada Allah dan Allah tidak berhajat sama sekali kepada sesuatu apapun, kaena Allah itu Maha Sempurna, Maha kaya dan milik-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. 

Ibadah yang di wajibkan kepada kita bukanlah semata-mata karena Allah berhajat kepada ibadah itu, akan tetapi itu semua akan kembali manfaatnya kepada orang yang melaksanakan ibadah itu. Demikian juga maksiat yang dikerjakan manusia, hal ini tidak akan mengurangi kemulian dan kebesaran Allah swt. Jadi, ibadah dan maksiat yang dikerjakan manusia akan kembali kepada dirinya sendiri, karena Allah tidak berhajat kepada baharu/alam ini, termasuk ibadah yang dilakukan manusia.

Di dalam ungkapan Ulama-ulama Tauhid sering disampaikan:
١َلله تَعَالىَ ١لْمُسْتَغْنِيُ عَنْ كُلِّ مَا سِوَ١هُ  وَ١لْمُفْتَقِرُ إِلَيْهِ كُلَّ مَا عَدَ١هُ

Artinya: ''Allah ta'ala Maha kaya dari segala sesuatu, dan berhajat kepada-Nya setiap sesuatu''.

Perlu diketahui bahwa yang dimaksud dengan alam dalam ilmu tauhid adalah segala sesuatu selain dari Allah swt. Adapun dalil yang menyatakan bahwa Allah bersifat tidak berhajat kepad makhluk-Nya / alam adalah:

وَعَنَتِ الْوُجُوهُ لِلْحَيِّ الْقَيُّومِ

Artinya: ''Dan tunduklah semua muka (dengan berendah diri) kepada Tuhan yang hidup kekal  lagi senantiasa mengurus (makhluk-Nya)''. (QS.At-Thaha ; 111)

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنْتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Artinya: ''Hai manusia, kamulah yang berkehendak kepada Allah dan Allah Dialah yang maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi maha terpuji''. (QS.Fathir : 15)

إِنَّ اللَّهَ لَغَنِيٌّ عَنِ الْعَالَمِينَ

Artinya: ''Sesungguhnya Allah benar-benar Maha kaya (tidak memerlukan sesuatu) dari semesta alam''. (QS.Al-Ankabut : 6)

(6). Al-Wahdaniyah (Esa Allah swt)

Maksud dari sifat ini adalah bahwa Allah esa pada zat, sifat dan perbuatan-Nya. Dengan sifat al-wahdaniyah, maka tertolaklah lima kamm (berbilang) pada hak zat Alah swt., yaitu:
1.kamm muttashil pada zat
2.kamm munfashil pada zat
3.kamm muttashil pada sifat
4.kamm munfashil pada sifat
5.kamm munfashil pada perbuatan

Adapun yang dimaksud tertolak kamm muttashil pada zat bahwa zat Allah tidak tersusun dari beberapa bagian-bagian, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya. Maksud dari tertolak kamm munfashil pada zat bahwa tidak ada di alam ini yang serupa dengan zat Allah. Maksud dari tertolak kamm muttashil pada sifat bahwa tidak ada seorangpun sifat yang menyerupai sifat. Jika ada, hal itu hanya serupa sama saja namun hakikatnya sangat jauh berbeda, sebagai contoh Allah bersifat wujud (ada) manusiapun demikian, namun adanya Allah tidak diawali dengan ketiadaan, adapun keberadaan manusia pasti diawali dengan ketiadaan. Kemudian, maksud dari tertolak kamm munfashil pada sifat bahwa sifat Allah itu tidak berbilang, seperti 2 qudrat atau 2 iradah. Maksud dari tertolak kamm munfashil pada perbuatan bahwa tidak ada perbuatan di alam ini melainkan itu perbuatan Allah swt., Allah yang menjadikan sesuatu dan mengaturnya.

Di dalam Al-Qur'an dijelaskan;
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ وَمَا تَعْمَلُونَ

Artinya: ''Padahal Allah-lah yang menciptakan kamu dan apa yang kamu perbuat itu''. (QS.Ash-shaffat : 96)

سُبْحَانَهُ ۖ هُوَ اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ

Artinya: ''Maha suci Allah. dialah Allah yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan''. (QS.Az-Zumar : 4)

قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Artinya: ''Katakalah: Dia-lah Allah yang Maha Esa''. (QS.Al-Ikhlas : 1)

لَوْ كَانَ فِيهِمَا آلِهَةٌ إِلَّا اللَّهُ لَفَسَدَتَا

Artinya: ''Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu telah rusak binasa''. (QS.Al-Anbiya: 22)

وَإِلَٰهُكُمْ إِلَٰهٌ وَاحِدٌ ۖ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الرَّحْمَٰنُ الرَّحِيمُ

Artinya: ''Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa. Tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang''. (QS.Al-Baqarah : 163)

Jadi, wajib diyakini bahwa Allah Esa pada zat, sifat dan perbuatan-Nya (af al).

Baca Sebelumnya...                                         Baca Selanjunya...

Berlangganan update artikel terbaru via email: