Sifat Dua Puluh Serta Penjabaran Lengkap
Wajib bagi setiap mukallaf (sudah dewasa) untuk mengenal (ma'rifat) sifat-sifat yang wajib pada zat Allah swt., dan yang mustahil serta yang jaiz. Adapun pengertian wajib dalam ilmu tauhid adalah sesuatu yang tidak di benarkan akal ketiadaannya, seperti keberadaan Allah ta'ala, qidam dan baqa'-Nya. Mustahil adalah sesuatu yang tidak dibenarkan akal keberadaannya, seperti adanya syarikat atau sekutu bagi Allah ta'ala. Jaiz atau mungkin adalah sesuatu yang sah menurut akan akan keberadaan dan ketiadaannya, seperti keberadaan langit dan bumi, diutusnya para Rasul, diturunkannya kitab-kitab, diberi pahala bagi yang ta'at dan diberi siksa bagi yang maksiat.
Mukallaf adalah orang yang dewasa berakal sehat panca indra sekalipun hanya pendengaran dan penglihatan serta sampai kepadanya dakwah Nabi Muhammad saw., baik dari golongan laki-laki atau wanita, merdeka atau hamba sahaya, manusia atau jin, namun jin sudah mukallaf sejak awal penciptaannya.
Ma'rifah adalah keyakinan putus yang sesuai dengan kenyataan disertai dengan dalil-dalil. Dengan demikian wajib bagi setiap mukallaf untuk mengetahui apa yang wajib, mustahil dan jaiz bagi zat Allah swt., bak secara umum atau terperinci. Secara umum maksudnya bahwa kita yakini bahwasanya Allah swt. bersifat dengan segala sifat kesempurnaan dan terhindar dari segala sifat kekurangan, dan boleh (kehendak) bagi zat Allah swt. untuk menjadikan sesuatu dan meninggalkannya. Secara terperinci maksudnya bahwa kita mengetahui hal di atas dengan dalil-dalilnya.
Bagi setiap muslim dan muslimat wajib mengetahui sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi zat Allah swt., demikian juga halnya dengan diri para Rasul kita diwajibkan juga mengetahui sifat yang wajib, mustahil dan jaiz bagi zat para Rasul. Sifat-sifat yang wajib bagi zat Allah swt. yang wajib diketahui ada 20 sifat, yaitu:
(1). Al-Wujud (ada Allah ta'ala).
Setiap mukallaf wajib menyakini bahwa Allah itu ada, dan keberadaannya tidak diawali dengan tiada dan tidak ada yang menjadi penyebab adanya Allah swt. Di dalam Al-Qur'an dijelaskan.
لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ
Artinya: ''Dia (Allah) tiada beranak dan tidak pula diperanakkan''. (QS.Al-Ikhlas : 3)
Adapun dali atau alasanakan keberadaan Allah adalah alam semesta ini, baik yang ada di langit atau di bumi. Jika bukan Allah yang menjadikan dunia ini beserta semua isinya lalu siapa yang menciptakannya?! Tentu tidak ada yang mampu. Jadi, keberadaan alam ini menunjukkan adanya zat Allah swt. di dalam Al-Qur'an dijelaskan:
إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي
Artinya: ''Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka sembahlah Aku''. (QS.Thaha: 14)
Kemudian pada surah lain dijelaskan:
أَوَلَمْ يَتَفَكَّرُوا فِي أَنْفُسِهِمْ ۗ مَا خَلَقَ اللَّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَا إِلَّا بِالْحَقِّ وَأَجَلٍ مُسَمًّى ۗ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ بِلِقَاءِ رَبِّهِمْ لَكَافِرُونَ
Artinya: ''Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduannya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesunguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya''. (QS.Ar-Rum: 8)
Dengan demikian, wajib diyakini bahwa zat Allah adalah zat yang wajib Al-Wujud (wajib ada), dan keberadaannya tidak didahului dengan ketiadaan dan tidak ada yang menyebabkan Allah ada.
Ada ungkapan yang sering disampaikan dalam ilmu Tauhid:
لاَ وَاجِبَ ١ لْوُ دِإِلاَّالله الْوَ١ جِبُ ١لْوُجُوْدِ
Artinya: ''Tidak ada yang wajib wujudnya (adanya), kecuali wujud-Nya Allah, ialah yang wajib wujud-Nya.
(2). Al-Qidam (sedia Allah swt).
Keberadaan zat Allah tidak di awali oleh sesuatu apapun. Manusia sebelum dilhirkan pada awalnya berada dalam rahim ibunya, Sebagian hewan ada yang sebelum ada dahulu dalam bentuk telur setelah menetas baru sempurna menjadi hewan. Adapun zat Allah tidak demikian, karena Allah itu bersifat sedia dengan kata lain tidak ada awalnya.
Di dalam al-Qur'an dijelaskan :
هُوَ الْأَوَّلُ وَالْآخِرُ وَالظَّاهِرُ وَالْبَاطِنُ ۖ وَهُوَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Artinya: ''Dialah (Allah) yang awal dan yang akhir yang zhahir dan bathin dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu''. (QS.Al-Hadid : 3)
(3) Al-Baqa (kekal Allah swt.)
Kita wajib menyakini bahwa zat Allah yang tidak berawal juga tidak akan berakhir, pengertian bahwa Allah selamanya ada terus ada tidak pernah binasa.
Surga dan neraka merupakan di antara makhluk yang dikekalkan Allah swt. Tentu kekalnya surga dan neraka b erada dengan kekalnya zat Allah swt, kerena surga dan neraka tidak bersifat baqa (kekal) akan tetapi dikekalkan oleh Allah swt. Adapun zat Allah swt. kekal karena memang Allah bersifat al-baqa.
Di dalam al Qur'an dijelaskan :
كُلُّ مَنْ عَلَيْهَا فَانٍ (٢٦ ) وَيَبْقَىٰ وَجْهُ رَبِّكَ ذُو الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
Artinya: ''Semua yang ada di bumi itu akan binasa. Dan tetap kekal zat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemulian''. (QS.Ar-Rahman : 26-27)
وَلَا تَدْعُ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ ۘ لَا إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ ۚ كُلُّ شَيْءٍ هَالِكٌ إِلَّا وَجْهَهُ ۚ لَهُ الْحُكْمُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Artinya: ''Janganlah kamu sembah disamping (menyembah) Allah, Tuhan apapun yang lain, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, tiap-tiap sesuatu pasti binasa, kecuali Allah, bagi-Nyalah segala penentuan dan hanya kepada-Nyalah kamu dikembalikan''. (QS.Al-Qhasash : 88)
Baca Selanjutnya...