-->

Sifat Dua Puluh Serta Penjabaran Lengkap halaman lima

Sifat Dua Puluh Serta Penjabaran Lengkap halaman lima

(13). Al-Kalam (Allah swt. bersifat berkata-kata/berfirman)

Sifat kalam adalah bahwa kita wajib mengimani bahwa Allah senantiasa bersifat berkata-kata, Allah tidak pernah bisu baik dahulu atau pada waktu yang akan datang. Perkataan Allah swt tidak dengan lisan dan mulut, karena Allah berbeda berbeda dengan baharu. Perkataan Allah juga tidak dengan huruf atau suara seperti manusia ketika berbicara. 
penjabaran

Di dalam Al-Qur'an dijelaskan:
وَكَلَّمَ اللَّهُ مُوسَىٰ تَكْلِيمًا

Artinya: ''Dan Allah telah berbicara kepada Musa dengan langsung''. (QS.An-Nisa' : 164)

Allah swt. berbicara/berfirman langsung dengan Nabi Musa as. Disebut dengan: kalimullah, sedang Rasul-rasul yang lain mendapat wahyu dari Allah dengan perantaraan Malaikat Jibril. Dalam pada itu Nabi Muhammad saw. pernah berbicara langsung dengan Allah pada malam hari di waktu Mi'raj.

وَمَا كَانَ لِبَشَرٍ أَنْ يُكَلِّمَهُ اللَّهُ إِلَّا وَحْيًا

Artinya: ''Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia kecuali perantaraan wahyu''. (QS.Asy-Syura: 51)

Jika sudah diketahui dari terdahulu bahwa sifat wajib Allah swt bersifat qudrat, iradah, 'ilmu, hayat, sama', bashar, dan kalam, maka Allah swt juga bersifat:

(14). Kaunuhu qadiran (Allah swt. yang Maha Kuasa)
(15). Kaunuhu muridan (Allah swt. yang Maha Berkehendak)
(16). Kaunuhu 'aliman (Allah swt. yang Maha Mengetahui)
(17). Kaunuhu hayyan (Allah swt. yang Maha Hidup)
(18). Kaunuhu sami'an (Allah swt. yang Maha Mendengar)
(19). Kaunuhu bashiran (Allah swt. yang Maha Melihat)
(20). Kaunuhu mutakalliman (Allah swt. Maha Berkata-kata/berfirman)

Inilah 20 (dua puluh) sifat yang wajib bagi zat Allah swt. yang wajib diketahui dan diyakini oleh setiap muslim yang sudah mukallaf baik laki-laki maupun perempuan.

Adapun sifat yang mustahil yang wajib diketahui pada zat Allah swt ada 20 sifat, yaitu mustahil Allah swt bersifat:
(1). 'adam (tiada) 
(2). hudust (baharu) 
(3). fana' (binasa) 
(4). mumatsalatu lilhawadits (menyerupai baharu) 
(5). adamul qiyam binafsihi (berhajat kepada baharu) 
(6). ta'addut (berbilang) 
(7). ajzun (lemah) 
(8). karahah (terpaksa) 
(9). jahlun (bodoh) 
(10). mautun (mati) 
(11). shamamu (tuli) 
(12). 'ama (buta) 
(13). bukmun (bisu) 
(14). kaunuhu 'ajizan (lemah) 
(15). kaunuhu karihan (terpaksa) 
(16). kaunuhun jahilan (bodoh) 
(17). kaunuhun mayyitan (mati) 
(18). kaunuhun ashammu (tuli) 
(19). kaunuhun a'ma (buta) 
(20). kaunuhun abkam (bisu)

Adapun sifat yang jaiz  (kehendak/boleh) pada zat Allah adalah bahwa Allah bebas untuk mengadakan atau meniadaakan segala sesuatu perkara yang mungkin. Wajib bagi setiap mukallaf untuk mengetahui dan meyakini bahwa Allah berkehendak/boleh menciptakan atau memilih  segala apa yang Dia kehendaki di alam semesta ini , karena tidak ada yang wajib bagi Allah untuk menjadikannya. Allah berkuasa di langit dan di bumi ini.

Perlu diketahui bahwa sifat adalah sesuatu yang tetap yang disifati. Sifat pada zat Allah swt. dibagi kepada tujuh macam:
1. Nafsiyah, yaitu sesuatu yang tidak diterima akal keberadaan yang menyifati tanpa adanya sifat tersebut. Sifat ini ada satu yaitu sifat wujud

2. Salbiyah, yaitu menanggalkan segala perkara yang tidak layak bagi yang menyifati. Sifat ini ada lima yaitu; sifat qidam, baqa, mukhlafatu lilhawadits, qiyamuhu binafsihi, wahdaniyah.

3. Makna, sifat yang ada yang mewajibkan bagi yang menyifatinya suatu hokum. Sifat ini ada tujuh yaitu: sifat qudrat, iradah, 'ilmu, hayat, sama', bashar, kalam.

4. Maknawiyah, sifat yang tetap (suatu ungkapan yang mesti bagi makna). Sifat ini juga ada tujuh yaitu: sifat
kaunuhu qadiran, muridan, 'aliman, hayyan, sami'an, bashiran, mutakalliman 

5. Fi'liyah, ta'alluq (tuntutan) qudrat, iradah, 'ilmu, hayat, sama', bashar, kalam Seperti menciptakan dan memberikan rezeki.

6. Jami'ah bagi sekalian sifat-sifat Allah, seperti Maha Agung, Maha Besar, Maha Mulia.

7. Sam'iyyat, suatu ungkapan makna yang diperoleh oleh pendengaran (Al-Qur'an dan Sunnah Mutawatir)

Berlangganan update artikel terbaru via email: