-->

Perdukunan dalam pandangan islam

Sihir adalah suatu ilmu yang bisa dipelajari yang bersumber dari syaithan, dan bisa mencelakakan dengan takdir Allah Subhanahu wa ta'ala. Ibnu Qudamah rahimahullah berkata: ''Sihir adalah ikatan-ikatan tali dan mantra-mantra yang diucapkan atau ditulis oleh pelaku atau tukang sihir, atau dia melakukan sesuatu, yang  dijadikan sarana oleh pelaku (tukang) sihir untuk meminta tolong kepada syaithan guna menyakiti orang yang disihir, mempengaruhi badannya, atau hatinya, atau akalnya, dengan tanpa kontak langsung dengannya''.
.......
Perdukunan dalam pandangan islam

Meminta tolong kepada jin termasuk istimta’ (mencari kesenangan) dengan jin, hal ini dilarang secara mutlak dan diharamkan.

وَيَوْمَ يَحْشُرُهُمْ جَمِيعًا يَا مَعْشَرَ الْجِنِّ قَدِ اسْتَكْثَرْتُمْ مِنَ الْإِنْسِ ۖ وَقَالَ أَوْلِيَاؤُهُمْ مِنَ الْإِنْسِ رَبَّنَا اسْتَمْتَعَ بَعْضُنَا بِبَعْضٍ وَبَلَغْنَا أَجَلَنَا الَّذِي أَجَّلْتَ لَنَا ۚ قَالَ النَّارُ مَثْوَاكُمْ خَالِدِينَ فِيهَا إِلَّا مَا شَاءَ اللَّهُ ۗ إِنَّ رَبَّكَ حَكِيمٌ عَلِيمٌ

Artinya: ''Dan (ingatlah) hari diwaktu Allah menghimpunkan mereka semuanya (dan Allah berfirman): "Hai golongan jin, sesungguhnya kamu telah banyak menyesatkan manusia", lalu berkatalah kawan-kawan meraka dari golongan manusia: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya sebahagian daripada kami telah dapat kesenangan dari sebahagian (yang lain) dan kami telah sampai kepada waktu yang telah Engkau tentukan bagi kami". Allah berfirman: "Neraka itulah tempat diam kamu, sedang kamu kekal di dalamnya, kecuali kalau Allah menghendaki (yang lain)". Sesungguhnya Tuhanmu Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui''. [Q.S. Al-An'am : 128]

Keberadaan dan kemampuan jin sudah diketahui di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahkan beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pernah bertemu dengan sebagian mereka yang telah masuk Islam, tetapi Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya tidak pernah meminta tolong kepada jin, padahal mereka menghadapi berbagai kesusahan dalam kehidupan. Ini menunjukkan bahwa meminta tolong kepada jin merupakan perkara baru yang tidak pernah terjadi di zaman salaf.

Dibolehkannya meminta tolong kepada jin, akan membuka pintu kesesatan dan kesyirikan yang sangat besar, sehingga hal ini harus ditutup. Anggapan bahwa jin yang dimintai tolong adalah jin Muslim tidak bisa diterima. Karena hal itu perkara ghaib, kita tidak bisa mengetahui kejujuran dan hakekat jin tersebut. Manusia yang terlihat mata saja masih bisa menipu, bagaimana dengan jin yang tidak kelihatan.

Selain itu juga, jin tidak akan menolong manusia kecuali jika manusia itu tunduk kepadanya. Oleh karena itu, syaikh Shalih Alu Syaikh hafizhahullâh berkata, ''Meminta tolong kepada jin merupakan kemusyrikan, karena jin tidak akan menolong manusia kecuali jika dia mendekatkan diri kepada para jin dan memberikan sebagian ibadah kepada para jin itu, dia memberikan kekuasaan kepada para jin sehingga mereka mendapatkan kesenangan dengan manusia''. Sebagaimana AllAh Subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَأَنَّهُ كَانَ رِجَالٌ مِنَ الْإِنْسِ يَعُوذُونَ بِرِجَالٍ مِنَ الْجِنِّ فَزَادُوهُمْ رَهَقًا

Artinya: ''Dan bahwasannya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah bagi mereka dosa (ketakutan)''. [Q.S. Al-Jin :6]

Dalam hadits Rasulullah Shallahu 'alahi wasallam dijelaskan dengan sangat jelas:


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : مَنْ أَتَى كَاهِنًا فَصَدَّقَهُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ -رواه أبو داود والترمذي وابن ماجه

Atinya: ''Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa yang mendatangi dukun lalu mempercayainya, sungguh ia telah kafir dengan apa yang diturunkan kepada Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam''.[Hadits Riwayat Abu Daud, Tarmidzi, dan Ibnu Majah]

Dari penjelasan hadits diatas sangat jelas diterangkan, namun sebagian mereka mengakali dari arti hadits diatas tersebut. Pada hadits diatas dikatakan: Barang siapa yang ''mendatangi'' dukun. pada kata mendatangi, mereka mengakalinya, bagaimana pengakalan mereka ? dukunnya disuruh datang, sehingga ia beranggapan tidak salah, atau ditanya melalui handphone. Dukun sekarang sudah canggih, bisa melalui telphone.

Padahal, bagaimanapun caranya jika seseorang itu yang dianggap dukun atau dianggap mengetahui hal-hal ghaib, itu sama saja dukun. Tidak kalah pula saat ini media-media seperti televisi menayangkan penagkapan Jin, menayangkan yang dianggap orang yang memiliki kelebihan khusus, bahasa tren nya indigo, seperti itu mereka menyebutnya. Padahal itu semua hanya tipuan mereka dan tipuan iblis laknatullah.

Tidak ada alasan apapun untuk memintai tolong, bertanya, mempercayai dukun. Dan tidak ada ilmu Islam yang di sampaikan Rasulullah Shallalhu 'alahi wasallam yang disembunyi dari ummatnya. Jika ilmu-ilmu yang tidak diketahui Dari Rasulullah Shallalhu 'alahi wasallam adalah ilmu sesat atau ilmu iblis. Ilmu yang dibuat-buat adalah ilmu sesat.

Sebenarnya banyak Firman dan hadits yang melarang keras tentang perdukunan dan ilmu-ilmu iblis. Ada juga yang berdalih dengan berkata, ini bacaan bukan meminta kepada jin atau iblis. Lalu kalau itu ilmu yang dari syari'at Islam kenapa hanya di ketahui turun temurun saja atau hanya diketahui kalangan yang tak jelas membaca Al-Qur'an atau hadits ? jawabannya karena ilmu sesat.

Tidak ada dalih yang dapat di jadikan alasan untuk berbuat sesat, jauhi sejauh-jauhnya perdukunan.  Berpegang teguh kepada Al-Qur'an dan Hadits. Hidup selamat dunia dan selamat di akhirat. Semoga dengan sedikit penjelasan diatas dapat menjadikan kita menjadi manusia yang beruntung. Kehidup ini telah ditetapkan Allah Subhanahu wa ta'ala, tidak ada yang kekekal kecuali Allah Subhanhu wa ta'ala. Mari kita jadikan sisa usia yang kita miliki dari hari ini untuk memperbaiki diri menuju kehidupan yang Indah dan kekal. Aamiin Yaa Rabbal 'alamiin.

Berlangganan update artikel terbaru via email: