Selama Maut Masih Menunggu
Setelah menyerah total kepada-Nya dengan tahajud, witir, dzikir, membaca al Qur’an dan sebagainya.
Dengan banyak-banyak berdialog pada-Nya di dalamnya kau bisa menyerahkan semua titipan-Nya, Pada-Nya yang telah memberikan titipan padamu.
Ya semua itu telah kau kembalikan pada-Nya dan jiwa tiba-tiba ringan seakan-akan tanpa beban, totalitas penyerahan pada-Nya membuat jiwa tenang, damai dan lega.
Setiap napas yang diberikan-Nya adalah amanat-Nya yang nantinya dimintai pertanggungjawaban di akherat sana.
Ya semua itu telah kau kembalikan pada-Nya dan jiwa tiba-tiba ringan seakan-akan tanpa beban, totalitas penyerahan pada-Nya membuat jiwa tenang, damai dan lega.
Setiap napas yang diberikan-Nya adalah amanat-Nya yang nantinya dimintai pertanggungjawaban di akherat sana.
Setiap detik napas yang berhembus adalah bonus dari-Nya yang tidak semua orang mendapatkannya, tidak semua memilikinya, yang tidak semua orang menyadarinya, yang tidak semua menghargainya.
Barulah napas dihargai, barulah kesehatan diperhatikan, barulah kematian di ingat, barulah dosa-dosa terbayang, barulah sadar bahwa napas adalah karunianya yang begitu besar, tiap detik , tiap saat, tiap waktu dari-Nya.
Mari saling berbagi, mari saling mengingatkan, mari saling memberi nasehat, mari saling bertegur salam, selama napas masih berhembus selama hidup masih diberikan, selama maut masih menunggu, selama kuburan masih jauh, selama hayat masih dikandung badan, selama kesehatan masih bersama, selama ingatan masih tajam,selama gerak masih ringan.
Apa yang cari? Akan tinggalkan
Apa yang dapat? Tak dibawa mati
Apa yang bersama? Akan berpisah
Apa yang dambakan? Tak abadi
Apa yang cintai? Bukan milik
Apa yang di benci? Bukan kamu yang menciptakan
Apa yang hina? Bukan kamu yang menjadikan
Setiap langkah kita sedang menuju ke kuburan. Usia kita bertambah maut makin dekat. Rumah terakhir kita kuburan (sebelum dibangkitkan). Tanah air kita yang hakiki panjangnya hanya satu kali dua meter saja.
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
Imam Al-Syafi'i rahimahullah dalam Al-Umm menyatakan bahwa membaca surat al-Kahfi bisa dilakukan pada malam Jum'at dan siangnya berdasarkan riwayat tentangnya. (Al-Umm, Imam al-Syafi'i: 1/237).
مَنْ َقَرَأَ سُوْرَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمْعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّوْرِ فِيْمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيْقِ
Artinya: ''Barangsiapa membaca surat al-Kahfi pada malam Jum’at, maka dipancarkan cahaya untuknya sejauh antara dirinya dia dan Baitul 'atiq." (Sunan Ad-Darimi, no. 3273. Juga diriwayatkan al-Nasai dan Al-Hakim Shahih al-Targhib wa al-Tarhib, no. 736)