-->

Surat Al-Falaq dan Asbabun Nuzul

Surat Al-Falaq dan Asbabun Nuzul.

Surat Al Falaq terdiri dari lima ayat. Kata Al Falaq yang berarti “yang terbelah” diambil dari ayat pertama. Ia disebut pula surat Qul a’udzu birobbil falaq.


Surat Al-Falaq ini Allah Subhanahu wata'ala turunkan bersamaan dengan surat An-Nas. Menurut pendapat Hasan, Atha’, Ikrimah dan Jabir, keduanya adalah surat makkiyah. Ini merupakan pendapat mayoritas. Namun ada juga yang berpendapat keduanya adalah madaniyah berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dan Qatadah.


surat alfalaq



بسم الله الرحمن الرحيم

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

1. Katakanlah, "Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar)


مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ
2. dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan,

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ
3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita,

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ
4. dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ
5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki."



Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas, keduanya juga disebut al mu’awwidzatain. Yaitu dua surat yang menuntun menuju tempat perlindungan kepada Allah Subhanahu wata'ala. Surat Al-Falaq disebut al mu’awwidzah al-‘ula, dan Surat An-Nas disebut al-mu’awwidzah ats tsaaniyah.

Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas juga disebut al muqasyqisyatain. Yaitu dua surat yang membebaskan manusia dari kemunafikan.

Asbabun nuzul surat Al-Falaq ini, kafir Quraisy Makkah berupaya mencederai Rasulullah dengan ‘ain.

Maka Allah Subhanahu wata'ala menurunkan dan mengajarkan Surat Al-Falaq dan Surat An-Nas kepada Rasulullah untuk menangkalnya. Ini asbabun nuzul yang menjadi tumpuan pendapat bahwa Surat Al Falaq adalah makkiyah.

Asbabun nuzul yang menjadi dasar pendapat ayat ini Madaniyah, surat ini diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad Shollollahu alaihi wassallam saat seorang Yahudi Madinah bernama Lubaid bin A’sham menyihir beliau.

Lubaid bin A’sham menyihir Rasulullah dengan media pelepah kurma berisi rambut beliau yang rontoh ketika bersisir, beberapa gigi sisir beliau serta benang yang terdapat 11 ikatan yang ditusuk jarum. Lalu Allah menurunkan Surat Al-Falaq dan An-Nas.

Setiap satu ayat dibacakan, terlepaslah satu ikatan atau satu simpul hingga Rasulullah merasa lebih ringan. Ketika seluruh ayat telah dibacakan, terlepaslah seluruh ikatan tersebut. Namun riwayat ini ditolak oleh Ibnu Katsir. Beliau menguatkan pendapat bahwa surat Al-Falaq dan An-Nas adalah surat makkiyah.

Berlangganan update artikel terbaru via email: