-->

Para Pemimpin Yang Berdusta dan Dzalim

 Alqur'an dan Hadits adalah sumber pedoman hidup, sumber hukum dan ajaran Islam tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Ada sebuah riwayat hadits yang perlu jadi bahan perhatian dan membuat kita benar-benar dalam menyikapinya.




عَنْ كَعْبِ بْنِ عُجْرَةَ قَالَ خَرَجَ عَلَيْنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَوْ دَخَلَ وَنَحْنُ تِسْعَةٌ وَبَيْنَنَا وِسَادَةٌ مِنْ أَدَمٍ فَقَالَ إِنَّهَا سَتَكُونُ بَعْدِي أُمَرَاءُ يَكْذِبُونَ وَيَظْلِمُونَ فَمَنْ دَخَلَ عَلَيْهِمْ فَصَدَّقَهُمْ بِكِذْبِهِمْ وَأَعَانَهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَلَيْسَ مِنِّي وَلَسْتُ مِنْهُ وَلَيْسَ بِوَارِدٍ عَلَيَّ الْحَوْضَ وَمَنْ لَمْ يُصَدِّقْهُمْ بِكَذِبِهِمْ وَيُعِنْهُمْ عَلَى ظُلْمِهِمْ فَهُوَ مِنِّي وَأَنَا مِنْهُ وَهُوَ وَارِدٌ عَلَيَّ الْحَوْضَ

 Dari Ka’ab bin Ujrah ia berkata, “Rasulullah SAW pernah keluar atau masuk menemui kami, ketika itu kami berjumlah sembilan orang. Dan di antara kami ada bantal dari kulit. Baginda lalu bersabda: “Sesungguhnya akan ada setelahku para pemimpin yang berdusta dan dzalim. Barangsiapa mendatangi mereka kemudian membenarkan kebohongan mereka, atau membantu mereka dalam kezalimannya, maka ia bukan dari golonganku dan aku bukan dari golongannya. Serta ia tidak akann minum dari telagaku. Dan barangsiapa tidak membenarkan kebohongan mereka dan tidak membantu mereka dalam berbuat kezaliman, maka ia adalah dari golonganku dan aku adalah dari golongannya. Dan kelak ia akan minum dari telagaku.” (HR Ahmad No: 17424), Status: Hadis Sahih


Hadits tersebut menjelaskan tentang seputar kepemimpinan yang tidak berbasis nurani karena mengedepankan interest yang berbasis syahwat duniawi. Lebih condong pada kelompok nya daripada kemaslahatan.


Beberapa pelajaran dari hadits tersebut adalah:


1. Menjadi tanggungjawab setiap Muslim untuk mencegah kezaliman dan maksiat yang terjadi di sekeliling mereka tentunya diutamakan dengan penuh hikmah dan bijaksana. Yang paling sederhana dengan tidak memilih dan mendukung mereka.


2. Rasulullah SAW memberi peringatan kepada mereka yang setuju dan mendukung kezaliman yang dilakukan oleh pemimpin di kalangan mereka dengan tidak mengaku mereka bagian dari umatnya dan tidak layak untuk minum air dari telaga Rasulullah SAW.


3. Pemimpin yang menjalankan tugasnya dengan adil dan bijaksana akan bersama Rasulullah dan Rasulullah SAW akan bersamanya untuk minum air dari telaga Rasulullah SAW, hal ini sebagai simbul kenikmatan di surga.


4. Yang tidak kalah pentingnya peran doa agar pemimpin kita selalu mendapatkan petunjuk dan bimbingan nya dalam menjalankan kepemimpinannya.


5. Melarang memilih pemimpin yang berwatak pembohong dan dzalim. Kebohongan dan kedzaliman yang besar adalah dengan mengingkari aturan Allah dan RasulNya dalam menjalani kehidupan.


Firman Allah Subhanahu wata'ala yang terkait dengan hadits tersebut sebagai berikut:


يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَتَّخِذُوا الْيَهُوْدَ وَالنَّصٰرٰۤى اَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ اَوْلِيَآءُ بَعْضٍ ۗ وَمَنْ يَّتَوَلَّهُمْ مِّنْكُمْ فَاِنَّهٗ مِنْهُمْ ۗ اِنَّ اللّٰهَ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَ


Artinya:

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin(mu); mereka satu sama lain saling melindungi. Barang siapa di antara kamu yang menjadikan mereka pemimpin, maka sesungguhnya dia termasuk golongan mereka. Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Maidah 5 : 51).


Semoga dengan penjelasan diatas dapat menyadarkan kita bahwa: Hidup ini punya batas, sehingga kita dapat menghindari hal-hal yang merugikan kita yang akan di pertanggung jawabkan pada pengadilan Allah Subhanahu wata'ala. Aamiin.

Berlangganan update artikel terbaru via email: