-->

Keutamaan Tidur Dalam Keadaan Suci - Mimpi - Takut saat akan tidur - doa-doa dan Adabnya

Keutamaan Tidur Dalam Keadaan Suci - Mimpi - Takut saat akan tidur - doa-doa dan Adabnya

Pada saat membalikkan badan ketika tidur dianjurkan berdoa:


لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ
Laa ilaaha illallaahul waahidul qohhaar, robbus-samaawaati wal ardhi wa maa bainahumal ‘aziizul ghoffaar.

“Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Mahaesa lagi Mahaperkasa, Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, Dia Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Maha Pengampun.”


Hal ini berdasarkan hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika membalikkan badan di malam hari mengucapkan doa di atas. (HR. Hakim dan Nasa’i dalam Amalul Yaumi, dishahihkan oleh Al Albani dalam Shahihul Jami no. 4693)

Keutamaan Tidur Dalam Keadaan Suci

Ketika gelisah atau merasa takut pada saat tidur, ucapkanlah: 


أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ، وَشَرِّ عِبَادِهِ، وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنَ وَأَنْ يَحْضُرُوْنِ

A’uudzu bikalimaatillaahit-taammaati min ghodhobihi wa ‘iqoobihi, wa syarri ‘ibaadihi, wa min hamazaatisy-syayaathiini wa an yahdhuruun.

“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kemurkaan-Nya, siksa-Nya, dan dari kejahatan hamba-hamba-Nya serta dari gangguan setan dan kehadiran mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)

Berdzikir ketika terbangun di malam hari
Dari ‘Ubadah bin Ash Shaamit, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Beliau bersabda,

 مَنْ تَعَارَّ مِنَ اللَّيْلِ : فَقَالَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ الْمُلْكُ ، وَلَهُ الْحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ . الْحَمْدُ لِلَّهِ ، وَسُبْحَانَ اللَّهِ ، وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ . ثُمَّ قَالَ : اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى . أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ ، فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلاَتُهُ 

“Barang siapa yang terbangun dari tidurnya, lalu mengucapkan, “Laa ilaaha illallaah, wahdahu laa syariika lah, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai-in qodiir, alhamdulillaah, wa subhaanallaah, wa laa ilaaha illallaah, wallaahu akbar, wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah.”

(artinya: “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya. kepunyaan-Nya-lah kerajaan dan kepunyaan-Nya-lah segala pujian. Dia Mahakuasa terhadap segala sesuatu. Segala puji bagi Allah, Mahasuci Allah, tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Allah Mahabesar dan tidak ada daya serta upaya kecuali dengan pertolongan Allah.”)

Kemudian berkata, “Ya Allah, ampunilah aku,” atau dia berdoa, maka doanya akan dikabulkan. Jika dia berwudhu kemudian shalat, maka shalatnya akan diterima.” (HR. Bukhari 1154).

Memperhatikan adab ketika bermimpi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

الرُّؤْيَا مِنَ اللَّهِ وَالْحُلْمُ مِنَ الشَّيْطَانِ فَإِذَا رَأَى أَحَدُكُمْ شَيْئًا يَكْرَهُهُ فَلْيَنْفِثْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثَ مَرَّاتٍ وَلْيَتَعَوَّذْ بِاللَّهِ مِنْ شَرِّهَا فَإِنَّهَا لَنْ تَضُرَّهُ

“Mimpi yang baik itu berasal dari Allah, sedangkan mimpi yang buruk itu dari setan. Apabila salah seorang di antara kamu mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali dan berlindunglah kepada Allah dari keburukan mimpi itu, karena dengan begitu, mimpi itu tidak membahayakannya.” (HR. Muslim)

إِذَا رَأَى أَحَدُكُمُ الرُّؤْيَا يَكْرَهُهَا فَلْيَبْصُقْ عَنْ يَسَارِهِ ثَلاَثًا وَلْيَسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ ثَلاَثًا وَلْيَتَحَوَّلْ عَنْ جَنْبِهِ الَّذِى كَانَ عَلَيْهِ

“Apabila salah seorang di antara kamu mimpi buruk, maka meludahlah ke kiri tiga kali, dan berlindunglah kepada Allah tiga kali, serta berpindahlah posisi.” (HR. Muslim)

Beliau juga bersabda:

فَإِنْ رَأَى أَحَدُكُمْ مَا يَكْرَهُ فَلْيَقُمْ فَلْيُصَلِّ وَلاَ يُحَدِّثْ بِهَا النَّاسَ

“Jika salah seorang di antara kamu mimpi sesuatu yang tidak disukainya, lakukanlah shalat, dan jangan menceritakan kepada orang-orang.” (HR. Muslim)

Maksud mimpi itu tidak membahayakannya adalah apabila seseorang melakukan adab-adab tadi, maka Allah akan menjaganya dari hal-hal yang tidak disukainya dan menjaganya dari hal yang akan terjadi dari mimpi itu, sebagaimana Allah menjadikan sedekah sebagai penjaga harta, (sebagaimana dijelaskan Al Haafizh dalam Fat-hul Bari).

Berdasarkan hadits-hadits di atas dan hadits-hadits yang lain, adab bagi yang bermimpi baik adalah:


  1.  1. Memuji Allah Subhaanahu wa Ta’aala.
  2.  2. Bergembira dengannya.
  3.  3. Membicarakannya kepada orang yang ia suka, dan jangan membicarakannya kepada orang yang dengki.
  4.  4. Boleh bertanya kepada ulama agar ia menta’wil mimpinya.


Sedangkan jika mimpinya buruk, maka adabnya adalah:

  1.  1. Berlindung kepada Allah dari keburukannya dan keburukan setan.
  2.  2. Meludah ke kiri tiga kali dan berpindah posisi badan.
  3.  3. Tidak menceritakannya kepada siapa-siapa.
  4.  4. Dirinya jangan menafsirkan mimpinya, begitu juga tidak meminta orang lain menafsirkan mimpinya.
  5.  5. Bangun dan shalat malam.
  6.  6. Membaca dzikr bangun tidur


اَلْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ اَحْيَانَا بَعْدَ مَا اَمَاتَنَا وَاِلَيْهِ النُّشُوْرُ

Alhamdulillaahil-ladzii ahyaanaa ba’da maa amaatanaa wa ilaihin-nusyuur.

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah kami dimatikan-Nya, dan kepada-Nyalah kami dikembalikan.” (HR. Bukhari)


الحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي عَافَانِي فِي جَسَدِي، وَرَدَّ عَلَيَّ رُوحِي وَأَذِنَ لِي بِذِكْرِهِ

Alhamdulillaahil-ladzii ‘aafaanii fii jasadii, wa rodda ‘alayya ruuhii, wa adzina lii bidzikrih.

“Segala puji bagi Allah yang telah memelihara jasadku, mengembalikan ruhku, dan mengizinkan kepadaku untuk mengingat-Nya.” (HR. Tirmidzi, dan dihasankan oleh Al Albani)

Membaca  QS. Ali Imran ayat 190-200.

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidur, hingga ketika tiba pertengahan malam; mendekati atau melewati sedikit, Beliau bangun dan duduk sambil mengusap bekas-bekas tidur dari wajahnya, lalu Beliau membaca sepuluh ayat terakhir surat Ali Imran (dari ayat inna fii khalqissamaawaati…dst. (QS. Ali Imran ayat 190-200), kemudian Beliau berdiri mendatangi geriba (tempat air dari kulit) yang bergantungan, lalu Beliau berwudhu daripadanya dan memperbagus wudhunya, kemudian berdiri shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Ketika bangun dari tidur hendaknya kita tidak langsung mencelupkan tangan ke dalam bejana sampai mencuci tangan kita sebanyak tiga kali

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنْ نَوْمِهِ، فَلَا يَغْمِسْ يَدَهُ فِي الْإِنَاءِ حَتَّى يَغْسِلَهَا ثَلَاثًا، فَإِنَّهُ لَا يَدْرِي أَيْنَ بَاتَتْ يَدُهُ

“Apabila salah seorang di antara kamu bangun dari tidurnya, maka janganlah ia celupkan tangannya ke wadah sampai ia cuci tiga kali, karena ia tidak mengetahui, di mana tangannya bermalam.” (HR. Bukhari dan Muslim, lafaz ini adalah lafaz Muslim)

Ketika bangun menggosok gigi.
Dari Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika bangun untuk shalat tahajjud menggosok giginya dengan siwak.” (HR. Muslim)

Berwudhu’ dan shalat malam.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلاَثَ عُقَدٍ، يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ مَكَانَهَا: عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ، فَإِنِ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ، فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقَدُهُ كُلُّهَا، فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ، وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلاَن

“Setan mengikat tiga ikatan di atas tengkuk kepala salah seorang di antara kamu pada saat tidur, sehingga setiap ikatan diletakkan di tempatnya sambil dikatakan, “Kamu akan lewati malam yang panjang, maka tidurlah!” ketika ia bangun dan berdzikr kepada Allah, maka lepaslah ikatan (pertama). Ketika ia berwudhu, maka lepaslah ikatan (kedua), dan jika ia shalat, maka lepaslah semua ikatan, sehingga pagi harinya dirinya semangat dan jiwanya baik. Jika tidak melakukan hal itu, maka pagi harinya jiwanya buruk dan malas.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia berkata, “Ada seseorang yang disebut di hadapan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan disampaikan kepada Beliau, “Orang tersebut terus saja tidur hingga pagi hari; tidak melakukan shalat malam,” maka Beliau bersabda,

بَالَ الشَّيْطَانُ فِي أُذُنِهِ

“Setan telah kencing di telinganya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam wa shallallahu ‘alaa Nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam.

Berlangganan update artikel terbaru via email: